Berjalan saat tidur bisa dialami siapa saja. Banyak orang yang menganggapnya hal biasa atau bahkan menjadi bahan ledekan. Padahal ini merupakan gangguan kesehatan yang bisa membahayakan.
Tim peneliti dari Washington University, Amerika Serikat, berhasil menemukan pemicunya dengan meneliti empat generasi dalam sebuah keluarga, di mana sembilan anggota keluarganya dari 22 orang mengalami gangguan berjalan saat tidur.
Tim yang dipimpin Dr Christina Gurnett itu menemukan bahwa orang yang berjalan saat tidur memiliki kesalahan pada kromosom tertentu. Dengan hanya satu salinan DNA yang rusak, sudah cukup untuk menyebabkan berjalan saat tidur.
Dari analisa sampel saliva atau air liur, peneliti menemukan gangguan dari sebuah kesalahan pada kromosom 20, yang diturunkan secara genetik. "Ada kemungkinan bahwa beberapa gen memicu masalah ini. Apa yang kami temukan adalah lokus genetik pertama," kata Gurnett, seperti dikutip dari Daily Mail.
"Kami belum tahu gen mana yang berhubungan langsung dengan kromosom 20. Tetapi penemuan ini dapat membantu mengidentifikasi dan mengobati kondisi gangguan berjalan saat tidur," katanya seraya mengungkap bahwa kasus ini menimpa satu dari 10 anak dan satu dari 50 orang dewasa.
Saat gangguan muncul pada malam hari, bagian primitif dari otak akan aktif dan mengontrol bagian pengendali tidak sadar. Inilah yang kemudian membuat seseorang bisa melakukan apa saja saat tidur, seperti duduk, berjalan, atau melakukan aktivitas lainnya yang kompleks.
Kondisi yang dikenal sebagai somnambulism ini bisa membahayakan nyawa penderita dan orang di sekitarnya. Dalam kondisi tak sadar, penderita bisa saja menyakiti orang lain atau berjalan ke wilayah berbahaya seperti jalan raya. Saat bangun, penderita biasanya tidak bisa mengingat aksinya.
Sumber : kosmo.vivanews.com
0 komentar
Posting Komentar