Labels

Labels

Labels

Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Maret 2011

Bulan Dekati Bumi 19 Maret, Pertanda Bencana?

Dongakkan kepala Anda ke arah langit malam, Sabtu 19 Maret 2011 mendatang. Jika mendung tidak menggantung, akan terlihat penampakan Bulan lain dengan biasanya.
Satelit Bumi itu akan nampak lebih besar. Di malam itu, Bulan akan berada dalam jarak terdekat dengan Bumi sejak tahun 1993, 18 tahun yang lalu. Fenomena ini disebut 'lunar perigee'. Sementara, ada astrolog yang menyebutnya  'SuperMoon'.
Penampakan Bulan malam itu akan sangat menarik untuk difoto. Tapi, sejumlah astronom meramalkan, kejadian itu mengkhawatirkan, karena akan mempengaruhi pola iklim di Bumi. Sebagian orang menghubung-hubungkan lunar perigee itu dengan bencana, seperti gempa.
Apa kata ilmuwan? "Tak akan ada gempa bumi atau gunung meletus," kata Pete Wheeler dari International Centre for Radio Astronomy, seperti dimuat News.com.au, Jumat 4 Maret 2011. "Kalau memang itu terjadi, itu sudah ditakdirkan."
Kata dia, saat itu, Bumi memang akan mengalami pasang lebih tinggi, dan surut lebih rendah dari biasanya. "Tak ada yang perlu dikhawatirkan," tambah Wheeler.
Untuk diketahui, sejumlah bencana di Bumi terjadi saat fenomena lunar perigee atau saat jarak antara Bumi dan Bulan dekat. Misalnya, badai New England pada 1938, atau banjir di Lembah Hunter pada 1955.
Meski tidak terjadi dalam periode itu, bencana Siklon Tracy pada 1974 dan badai Katrina pada 2005 juga terkait SuperMoon.
Mengamini pendapat Wheeler, astronom sekaligus dosen, David Reneke mengatakan, terlalu jauh untuk menghubungkan fenomena itu dengan bencana alam. "Kalau mau, Anda bisa saja menghubung-hubungkan hampir semua bencana alam yang terjadi dengan apa yang terlihat di langit malam -- komet, planet, matahari," kata Reneke.
Sementara, ilmuwan Bumi dan Planet dari Adelaide University, Dr Victor Gostin mengatakan, prediksi cuaca, gempa, gunung meletus, dan bencana alam lainnya berdasarkan konfigurasi planet, tidak pernah sukses.
Namun, memang dimungkinkan ada korelasi antara gempa bumi berskala besar di dekat katulistiwa dan Bulan -- kala baru, atau purnama.
"Analoginya seperti pasang surut air laut, pergerakan Bumi akibat gravitas Bulan bisa memicu gempa bumi."

Sumber :

teknologi.vivanews.com

Continue Reading »

Sabtu, 26 Februari 2011

Kelahiran Planet Akhirnya Berhasil Diabadikan

NEWS.COM - Sistem keplanetan mulanya adalah pusaran gas dan kondensasi debu yang berada di piringan "bayi" bintang. Ketika gravitasi mulai menarik keduanya, materi mengumpul dan mulai menyusun sebuah bentuk. Gravitasi terus mengumpulkan debu hingga terbentuk planet.
Sejauh ini kelahiran planet nyaris belum pernah disaksikan. Namun, citra yang diambil Christian Thalmann dari Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman, berhasil membuat kita bisa menyaksikan rupa awal pembentukan planet, atau lebih luasnya sistem keplanetan.
Thalman dan timnya berhasil menangkap citra detail dari pembentukan piringan sistem keplanetan. Piringan tersebut mengelilingi bintang muda yang berjarak 450 tahun cahaya dari bumi. Bagian dalam yang terang dan berbentuk bujur membentuk celah pada piringan itu.
Celah yang berbentuk elips tampak miring dan berada di dekat pusat. Hal itu menunjukkan adanya sebuah planet yang seolah menyibak seluruh materi di sekitarnya, membentuk celah, dan mengorbit mengelilingi bintang induknya. Akhirnya sebuah planet lahir dan mulai berevolusi.
Citra tersebut diambil dengan kamera pemburu planet yang terpasang di teleskop Subaru. Citra ini bisa memberikan gambaran tentang awal kelahiran tata surya tempat kita berdiam. Penelitian Thalman dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letter beberapa waktu lalu.

Sumber :
sains.kompas.com
Continue Reading »

Alam Semesta Sudah Ada Sebelum Big Bang

NEWS.COM -  Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa alam semesta tercipta lewat proses Big Bang yang terjadi pada 13,7 miliar tahun yang lalu. Bintang dan galaksi tercipta lebih kurang 300 tahun setelah Big Bang. Sementara itu, Matahari tercipta 3,7 miliar tahun yang lalu.

Namun, Profesor Roger Penrose dari Oxford University dan Professor Vahe Gurzadyan dari Yerevan State University di Armenia memiliki pendapat lain. Mereka berpendapat bahwa alam semesta sudah ada sebelum peristiwa Big Bang.

Mereka mengatakan, alam semesta sebenarnya tercipta lewat proses yang disebut siklus aeon, yang berarti masa atau kehidupan. Dalam siklus tersebut, terjadi peristiwa-peristiwa alam yang akan berujung pada berakhirnya sebuah aeon dan dimulainya aeonbaru.

Pendapat tersebut dilontarkan setelah kedua ilmuwan melihat citra yang ditampilkan Wilkinson Microwave Anisotophy Probe di CMB. Para ilmuwan menemukan 12 contoh lingkaran konsentris yang memiliki lima "cincin" yang bisa menjadi petunjuk adanya lima peristiwa masif dalam sejarah. 

Mereka percaya, cincin itu menunjukkan radiasi gelombang yang berasal dari peristiwa alam supermasif dari aeon sebelum Big Bang terakhir (13,7 miliar tahun lalu). Dengan demikian, mereka mengungkapkan bahwa siklus aeon didominasi oleh peristiwa alam supermasif tersebut. 

Pendapat kedua ilmuwan dinamai "Conformal Cyclic Cosmology". Dalam peristiwa alam supermasif yang terjadi, black hole akan "memakan" seluruh materi yang ada di dunia. Ketika semuanya telah termakan, hal yang tersisa hanyalah energi, sesuatu yang memicu terjadinya Big Bang berikutnya dan aeon atau masa kehidupan baru. 

"Saya mengatakan, aeon kita sekarang adalah semacam proses suksesi bahwa suatu masa yang dimaknai sebagai masa depan di aeon sebelumnya sebenarnya adalah Big Bang di aeon kita," kata Penrose seperti dilansir BBC. Pendapat kedua ilmuwan itu dipublikasikan dalam laman arXiv.org.

Sumber :
Continue Reading »

Selasa, 22 Februari 2011

Video Menakjubkan Padatnya Asteroid di Langit

Tak hanya Bumi yang makin dipadati miliaran manusia, tapi juga tata surya kita. Bedanya, langit makin dipadati asteroid. 

Peta menarik penuh warna mendokumentasikan pertumbuhan asteroid selama 30 tahun. Mengilustrasilkan bagaimana kita sebaiknya makin waspada dengan asteroid yang terbang dekat dengan Bumi, sebagai hasil peningkatan kecanggihan teleskop. 

Tak hanya gambar, sebuah video juga merekam penemuan asteroid baru lebih dari tiga dekade, juga grafik peta yang menunjukkan makin padatnya asteroid di tata surya kita. 

Peta dan video tersebut dibuat oleh astronom Inggris, Scott Manley. Klip video itu berdurasi tiga menit, di mana satu detik setara dengan penampakan asteroid selama dua bulan. 

Klip dimulai dengan taburan debu putih di sekitar tepi planet.


http://unik13.info/wp-content/uploads/2010/08/asteroid-51.jpg

Tahun berganti tahun, dengan makin canggihnya teleskop yang ada, juga eksperimen dan metode deteksi yang mutakhir, taburan debu putih itu menjadi cincin hijau padat yang menunjukkan bertambah padatnya sabuk asteroid karena makin banyaknya asteroid atau 'planet minor' yang ditemukan.

http://unik13.info/wp-content/uploads/2010/08/asteroid-31.jpg

Yang mengkhawatirkan, titik-titik merah menunjukkan asteroid-asteroid yang terbang melayang di dalam orbit Bumi. Cuplikan video bahkan menunjukkan, beberapa di antaranya terlihat dalam jarak yang membahayakan Bumi.

Warna terakhir lingkaran asteroid dalam video tersebut mengindikasikan, betapa dekat asteroid-asteroid menuju tata surya.

http://unik13.info/wp-content/uploads/2010/08/asteroid-41.jpg

Manley menciptakan peta ini dari tahun 1980-2010 yang menggambarkan setiap asteroid yang terlacak teleskop. 

Tiga puluh tahun lalu, kita hanya tahu ada sekitar 8.954 asteroid di tata surya kita. Saat ini, kita telah menemukan berkali lipat, jumlahnya diperkirakan 530.091 asteroid yang menyatu menyerupai 'mata' berwarna hijau.

http://unik13.info/wp-content/uploads/2010/08/asteroid-11.jpg

Manley, mantan mahasiswa riset di Armagh Observatory, Irlandia Utara mengatakan, citra yang dibuatnya menggunakan orbit asteroid yang diketahui untuk menunjukkan keberadaan asteroid dari hari ke hari. 

"Sama seperti kita mencari tahu di mana letak Bumi, Mars, dan Venus, kita bisa melakukan hal yang sama untuk mencari tahu lokasi apapun yang mengorbit Matahari."

"Aku membuat peta ini tiap hari selama 30 tahun, ada sekitar 11.000 gambar. Lalu aku menggabungkannya dalam bentuk video," kata Manley. 

Asteroid yang ukurannya lebih kecil dari planet juga mengorbit Matahari. 

Ukuran mereka, yang besar, berkisar dari puluhan meter sampai yang terbesar  yang telah diketahui 950 kilometer yakni Asteroid Ceres.

Ada juga asteroid kecil, dengan diameter 5-10 meter sering nyelonong masuk Bumi, namun kebanyakan meledak di atmosfer. 

Sementara, asteroid yang lebih besar, sekitar 1 km menabrak Bumi sekitar 500.000 tahun sekali.

http://unik13.info/wp-content/uploads/2010/08/asteroid-21.jpg

Tapi walaupun beberapa asteroid pada tampilan peta Manley jaraknya sangat dekat dan berbahaya dengan Bumi, itu bukan berarti akan menubruk Bumi. Gambar itu nampak sangat dekat karena skalanya besar.


"Satu pixel di dalam layar bisa berjarak 1 juta kilometer. Bahkan, jika sebuah asteroid muncul tepat di atas Bumi, jaraknya bisa sampai sejuta kilometer. Itu bisa dua kali lipat jarak Bumi ke Bulan.

Sumber :
dunia.vivanews.com
Continue Reading »

Astronom Temukan Calon Planet Baru di Balik Pluto


Bertahun-tahun lalu, di sekolah kita diajarkan bahwa tata surya terdiri dari Matahari dan 9 buah planet. Akan tetapi, sejak diluncurkannya berbagai teleskop, pesawat, dan satelit, ruang angkasa menjadi lebih kompleks.

Saat Pluto didegradasi statusnya dari planet menjadi planet kerdil, lima tahun lalu, kita cukup terkejut. Tata surya tinggal dihuni 8 planet. Bagan dan model tata surya yang dipasang di ruang kelas di seluruh dunia harus diubah. Buku pelajaran harus ditulis ulang.

Namun, kini ilmuwan memiliki bukti-bukti kuat bahwa ada planet ke 9 berotasi di belakang Pluto. Dan planet ini ukurannya cukup besar.

Dari bukti-bukti yang ditangkap oleh teleskop ruang angkasa Wise milik NASA, planet raksasa ini tersembunyi di balik Oort Cloud, piringan awan yang terdiri dari benda-benda angkasa yang berada di titik terjauh sistem tata surya.

Oleh Daniel Whitmire dan John Matese, astrofisikawan dari University of Louisiana at Lafayette, Amerika Serikat, benda langit yang sedang diajukan untuk mendapat status ‘planet’ tersebut diberi nama Tyche. “Data-data awal seputar Tyche akan dipublikasikan April mendatang,” kata Whitmire, seperti dikutip dari Time, 16 Februari 2011.
“Setelah itu, planet tersebut kemungkinan akan mengungkapkan dirinya sendiri dalam dua tahun ke depan,” ucapnya.

Whitmire menyebutkan, setelah lokasi Tyche berhasil dipastikan,  terserah pada International Astronomical Union (IAU) untuk menentukan apakah Tyche akan mendapat status planet secara penuh.

“Yang jadi masalah bagi IAU untuk meloloskan status planet adalah, kemungkinan besar Tyche terbentuk dari bintang lain,” kata Whitmire. “Ia kemudian ditarik oleh gaya gravitasi milik Matahari dan membuatnya berotasi pada sistem tata surya kita,” ucapnya.

Sebagai informasi, Tyche diperkirakan memiliki ukuran 4 kali lebih besar dibanding Jupiter dan mengorbit pada jarak 15 ribu kali lebih jauh dibanding jarak Bumi dan Matahari atau 375 kali lebih jauh dibandingkan dengan jarak Pluto dengan Matahari.

Kemungkinan, Tyche terdiri dari hidrogen dan helium dan memiliki atmosfir dan punya beberapa bulan seperti milik Jupiter. “Data dari Wise mengungkapkan bahwa Tyche empat sampai lima kali lebih panas dibanding Pluto, yakni mencapai -73 derajat Celcius.

“Panas tersebut merupakan sisa-sisa suhu dari proses pembentukannya,” kata Whitmire. “Obyek langit sebesar ini membutuhkan waktu yang panjang untuk menjadi dingin,” ucapnya.
Sumber :
Continue Reading »

Letusan Matahari Membawa Berkah

Radiasi Matahari menyapu sinar kosmik energi
ultra tinggi yang hadir dari luar tata surya
Meski dramatis, letusan dahsyat Matahari pada 14 Februari lalu ternyata tidak sampai memaksa astronot di Internal Space Station untuk lari berlindung. Malah, tampaknya letusan matahari itu membantu menurunkan dosis radiasi yang diterima astronot.

Letusan yang terjadi tersebut, yang merupakan letusan terbesar selama empat tahun terakhir, mengirimkan gelombang radiasi besar dan partikel yang bergerak cepat ke arah Bumi. Setelah letusan itu, Matahari tetap aktif. Bahkan empat hari kemudian, ia kembali melontarkan lidah api besar.

Beruntung, stasiun ruang angkasa ISS berada di jarak 354 kilometer di atas permukaan laut. Ia masih dilindungi medan magnet pelindung milik Bumi yang melindungi dari badai luar angkasa pada umumnya.

“Jika astronot tetap berada di dalam stasiun ruang angkasa, ia tidak dalam bahaya,” kata Frank Cucinotta, Chief Scientist of Space Radiation Program, NASA, seperti dikutip dari Space, 22 Februari 2011. “Bahkan radiasi dari letusan matahari itu membawa berkah,” ucapnya.

Cucinotta menyebutkan, yang jauh lebih mengkhawatirkan bagi astronot justru adalah sinar kosmik galaksi yang datang dari tempat lain. “Gelombang radiasi dan partikel dari Matahari justru menyapu sejumlah sinar kosmik dengan energi ultra tinggi yang datang dari luar sistem tata surya,” ucapnya.

Sebagai informasi, sinar kosmik yang beredar umumnya terdiri dari proton berenergi tinggi yang dilahirkan oleh ledakan supernova dan kejadian dramatis lain yang terjadi di seluruh penjuru alam semesta. Gelombang ini terus menerus membanjiri tata surya kita dari jauh, dan mereka jauh lebih sulit diatasi dibandingkan dengan radiasi dari Matahari kita.

Atmosfir Bumi mampu melemahkan sinar kosmik, sehingga astronot menerima dosis radiasi jauh lebih tinggi dibanding mereka yang tinggal di bumi. Partikel yang bergerak dalam kecepatan tinggi bisa memasuki kulit dan daging manusia, menghantam sel tubuh dan merusak DNA. Sejalan dengan waktu, manusia yang terimbas radiasi secara terus menerus berpotensi terkena kanker dan masalah kesehatan lain.

Namun demikian, badai Matahari yang terjadi pekan lalu justru mereduksi eksposur terhadap radias kosmik. “Gelombang magnetik milik Bumi mampu memantulkan partikel kosmik,” kata Cucinotta. “Sehingga, saat radiasi Matahari tiba di Bumi, ia menyapu banyak sinar kosmik yang berada di hadapannya,” ucapnya.

Fenomena ini disebut sebagai “Forbush decrease” dan pernah terjadi di tahun 2005 lalu. Ketika itu, radiasi sinar kosmik dari penjuru alam semesta berhasil disapu oleh gelombang radiasi dari Matahari hingga berkurang sekitar 30 persen.

Artinya, meski badai yang terjadi di Matahari berpotensi merusak, misalnya mengganggu infrastruktur listrik dan komunikasi di seluruh dunia, dahsyatnya kekuatan radiasi itu juga membawa berkah yakni membuat gelombang pelindung bagi astronot yang berada di ratusan kilometer di atas Bumi.



Sumber :
teknologi.vivanews.com
Continue Reading »

Mungkinkah Kita Keturunan Luar Angkasa?

Konsep bercinta di luar angkasa tengah marak dibicarakan. Apalagi, jika suatu saat nanti manusia harus meninggalkan Bumi karena sudah tidak layak untuk dihuni, kita tetap perlu menghasilkan keturunan. Bahkan saat kita sedang dalam perjalanan menuju tempat tinggal yang baru itu.

Akan tetapi, sejauh mana peluang untuk mendapatkan keturunan saat manusia telah meninggalkan planet bumi ini?

Dari penelitian yang dilakukan sejumlah ahli, tampaknya hal tersebut sulit terjadi. Pasalnya, ruang angkasa sendiri sebenarnya merupakan sebuah sistem kontrasepsi yang sangat besar.

Hasil penelitian khusus seputar seks di ruang angkasa menyimpulkan bahwa radiasi kosmik akan membombardir tubuh manusia dengan kuantitas yang besar selama perjalanan di luar angkasa. Selain itu, tinggal di Mars, misalnya, dalam waktu yang lama akan menurunkan jumlah sel sperma.

Janin yang sudah terbentuk tidak akan berkembang secara sempurna di lingkungan ruang angkasa. Meski saat ini ruang di pesawat angkut telah dilengkapi dengan pelindung radiasi yang lebih baik, tetap saja itu tidak cukup untuk melindungi zigot untuk berkembang.

Jika bayi berhasil keluar dari kandungan, peluang bayi itu mengalami cacat yang diakibatkan oleh radiasi sangat besar.

Dan masalah tidak hanya sampai di situ. Dari penelitian terhadap hewan yang dikirim ke luar angkasa, imbas radiasi bisa membunuh sel telur pada janin. Bayi akan terlahir dalam kondisi mandul. Artinya, itu akan mempersulit umat manusia berkembang di planet baru itu nantinya.

Menurut Richard Jennings, pakar medis ruang angkasa asalh University of Texas, astronot memang terbukti tetap mampu membuahi pasangannya setelah ia kembali ke Bumi. Akan tetapi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap astronot yang menunaikan misi di luar angkasa dalam periode waktu lebih lama.

Dari sisi teknis, masih ada tantangan bagi manusia yang ingin menunaikan tugasnya di luar angkasa. Kostum ruang angkasa saat ini cukup berat dan tidak menyediakan banyak kemudahan untuk bercinta. Sayangnya, manusia tetap perlu menggunakan pakaian khusus.

Alasannya, dalam kondisi tanpa gravitasi, keringan atau cairan lain yang keluar dari tubuh berpotensi dapat merusak perangkat elektronik pesawat. Apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa manusia lebih berkeringat saat di luar angkasa.

Beberapa pakar melontarkan ide untuk membuat ‘ruang intim’ yang dipenuhi dengan titik-titik air dingin atau minyak beraroma pada pesawat luar angkasa agar turis yang melancong ke luar Bumi dapat meningkatkan hasrat bercinta mereka.

Namun demikian, tetap saja ada hambatan lain yang telah disiapkan ruang angkasa. Mekanisme tubuh manusia tidak memungkinkan itu terjadi. Sebagai informasi, gravitasi mikro atau tanpa gravitasi menurunkan tekanan darah manusia. Akibatnya, penis pria tidak akan dapat ereksi secara penuh.

Jika manusia ingin mendiami planet lain, antariksawan harus melakukan perubahan besar-besaran pada pesawat ruang angkasa agar penjelajah di masa depan bisa bertahan lebih lama di luar angkasa dan mampu menunaikan tugas alaminya.



Sumber :
teknologi.vivanews.com
Continue Reading »

Senin, 24 Januari 2011

Meteorit Hoba, Meteorit Terbesar yang Pernah Ditemukan Di Bumi Saat Ini

Meteorit Hoba terletak di peternakan "Hoba West", tidak jauh dari Grootfontein, di Wilayah Otjozondjupa Namibia.
Meteorit ini ditemukan oleh petani Jacobus Hermanus Brits saat mengolah salah satu bidang pertaniannya, tahun 1920 ketika ia membajak dengan lembu tanpa sengaja bajaknya tersangkut. 
Meteorit segera digali, namun karena bentuknya begitu besar (sekitar 60 ton), jadi  tidak pernah dipindahkan. Meteorit Hoba adalah meteorit terbesar yang pernah diketemukan di bumi, sebagian besar mengandung besi alami.


Meteorit Hoba diperkirakan telah mendarat kurang dari 80.000 tahun yang lalu. Anehnya, meteorit ini tidak meninggalkan kawah.
Hal ini dispekulasikan bahwa meteorit itu memasuki atmosfer bumi pada sudut yang sangat dangkal, diperlambat oleh kondisi atmosfir sekitar ke titik jatuh ke permukaan pada kecepatan terminal, sehingga tersisa utuh dan menyebabkan sedikit bekas. 
Meteorit ini berukuran 8 kaki 9 inchi. Pada tahun 1920, berat meteorit diperkirakan 66 ton. Erosi, sampling ilmiah dan vandalisme telah mengurangi berat meteorit selama bertahun-tahun menjadi 60 ton. Tanda gergaji besi dapat dikenali dengan mudah di banyak tempat di permukaan meteorit.
Dalam upaya untuk mengendalikan vandalisme, meteorit Hoba dinyatakan sebagai Monumen Nasional pada tahun 1955. Namun, perusakan meteorit terus terjadi sampai Foundation Rössing mendanai restorasi secara menyeluruh dan pelestarian meteorit itu pada tahun 1988.  
Di tahun itu, pusat wisata itu dibuka di situs Meteorit berada. Untuk biaya masuk yang kecil, Hoba dapat dikunjungi, disentuh dan bahkan dinaiki untuk pemotretan foto spektakuler. Meteorit Hoba sekarang dikunjungi ribuan wisatawan setiap tahun.







Kondisi Hoba Sebelum Restorasi



Sekelompok ahli geologi Jerman di Hoba, kembali pada tahun 1929


Awal perjalanan mengunjungi Hoba terkena meteorit, sekitar 1955


1960 Meteorit Hoba: Foto sebelum pelestarian, 1960

Sumber : Berbagai Sumber
Continue Reading »

Rabu, 19 Januari 2011

WASP-33b, Planet Terpanas yang Lebih Panas Dari Beberapa Bintang

Astronom yang terlibat dalam proyek Super Wide Angle Search for Planets (SuperWASP) telah menemukan planet terpanas bernama WASP-33b. Suhu planet tersebut lebih panas dari suhu beberapa bintang.
http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/01/19/1428533620X310.jpg
Keberadaan planet itu telah diduga sejak tahun 2006 lalu namun baru dikonfirmasi tahun 2010 kemarin. Diketahui, planet tersebut tergolong dalam jenis planet gas dengan massa kurang dari 4,5 kali massa Jupiter.
Berdasarkan observasi dengan William Herschel Telescope, suhu WASP-33b mencapai 3200 derajat Celsius. Suhu itu lebih panas daripada bintang katai merah yang bersuhu 700 derajat Celsius dan WASP-12b yang suhunya 2300 derajat Celsius.
Salah satu penyebab panasnya suhu planet itu adalah suhu bintang induknya yang juga panas. Astronom mengatakan, suhu bintang induk planet itu adalah 7160 derajat Celsius, lebih tinggi dari suhu matahari yang hanya 5600 derajat Celsius.
Sementara, sebab lain adalah kedekatan jarak orbit WASP-33b dengan bintang induknya. Dengan jarak hanya 7 persen dari jarak Merkurius-Matahari, planet ini seakan menjadi "ketularan" panas bintang induknya.
Studi tentang planet ini dipimpin oleh Alexis Smith dari Universitas Keele di Stafordshire, Inggris. Lewat studi ini, astronom juga mengetahui bahwa waktu revolusi planet ini sangat singkat, hanya 29,5 jam.
Drake Demming dari Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt, Maryland yang tidak terlibat penelitian ini mengatakan, "WASP-33b bisa membantu astronom menelaah planet panas yang karakteristisknya masih misteri."
Hal yang bisa dipelajari misalnya adanya planet berorbit dekat dengan bintangnya yang memiliki lapisan atmosfer luar lebih dingin dari lapisan dalamnya. Ini mengejutkan karena planet tersebut "dipanaskan" dari luar.
Deming mengatakan, fakta itu bisa berkaitan dengan adanya senyawa berbasis karbon yang mengubah cara atmosfer merespon radiasi. Senyawa kimia tertentu bisa terbentuk akibat sinar ultraviolet dari bintang.
"Ini pastinya akan menjadi planet yang ingin Anda lihat. Ini adalah kesempatan yang sangat langka untuk bisa mempelajari planet yang mengorbit pada bintang yang super panas," pungkas Deming dalam interview-nya dengan New Scientist.

Sumber : Berbagai Sumber
Continue Reading »

Kamis, 30 Desember 2010

Malam Tahun Baru Akan Diguyur Hujan Meteor Quadrantids


� Jika tak mendung apalagi hujan, langit malam tahun baru 2011 bakal menjadi layar pertunjukan bagi empat hujan meteor sekaligus. Hujan meteor Quadrantids akan berlangsung mulai 1 hingga 5 Januari mendatang. Tiga hujan meteor lainnya beraksi hingga 20 Januari.
http://image.tempointeraktif.com/?id=57233
Ilustrasi

Astronom dari Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat, Evan Irawan Akbar mengatakan, hujan meteor Quadrantids akan terlihat di langit sebelah timur laut. Dari garis horison, ketinggiannya sekitar 30 derajat. “Seluruh dunia termasuk Indonesia bisa menyaksikannya,” kata Evan.

Waktu terbaik menyaksikan hujan meteor Quadrantids antara pukul 01.00 hingga subuh. Pada 1-3, dan 5 Januari, diperkirakan bakal melesat 15 meteor per jam. Sedangkan pada malam puncak 4 Januari, ada 40-an meteor yang terlihat setiap jamnya. “Tapi masa puncak itu singkat, hanya 3 jam dari pukul satu dinihari,” ujarnya.

Hujan meteor Quadrantids kali ini memang tidak sederas hujan meteor lainnya. Alasannya, kata Evan, lintasan bumi berada agak jauh dari gumpalan asteroid atau komet yang menyebarkan partikelnya itu dan terlihat sebagai hujan meteor di bumi. “Ibarat mobil, bumi tidak melintas di tengah tapi di pinggir jalan,” katanya.

Bersamaan dengan hujan meteor Quadrantids, tiga hujan meteor lainnya turun secara acak. Titik arah datang tiga hujan meteor yang belum diketahui namanya itu, ujar dia, bisa datang dari mana saja. Frekuensinya relatif kecil, sekitar 10 meteor per jam.

Pengalamannya tahun lalu, seluruh keindahan hujan cahaya langit di awal tahun itu bisa disaksikan dari kampus Institut Teknologi Bandung dengan mata telanjang. Observatorium Bosscha sendiri tidak akan memantau dan merekamnya karena masalah teknis. “Selain terhalang pepohononan, teropong Bosscha dirancang untuk mengamati langit selatan,” katanya.
Sumber : Berbagai Sumber
Continue Reading »

Jumat, 17 Desember 2010

Mengapa Popeye Makan Bayam?

Siapapun pasti mengenal Popeye, tokoh kartun yang dibambarkan sebagai pelaut perkasa. Ia mendadak punya kekuatan super setiap kali menyantap sekaleng bayam. Sedemikian besarkah manfaat bayam?
http://voa-islam.com/photos/mumtaz/bayam-popeye.jpg

Sebagai sebuah karya fiksi, tentunya sah-sah saja bila dalam kartun tersebut efek makan bayam sedikit didramatisir. Popeye yang dalam kondisi normal memiliki postur kecil dan kerempeng, dalam sekejap mampu melawan Brutus, musuh utamanya yang berbadan jauh lebih besar setelah makan bayam.



Tokoh kartun Popeye diciptakan oleh Elzie Crisler Segar, dan diperkenalkan dalam bentuk komik strip pada awal 1929. Dengan cepat, sosok yang juga digambarkan selalu mengulum pipa tembakau ini sukses meraih popularitas pada era 1930-an.

Di masa itu, kartun Popeye merupakan bagian dari kampanye makan sayur di kalangan anak-anak. Meski mengandung banyak nutrisi, sayuran ini kurang disukai anak-anak karena rasanya yang dinilai tidak enak.

Bayam sangat kaya akan kandungan berbagai vitamin dari A hingga K. Selain itu juga mengandung banyak mineral, antara lain potasium, phosphor, magnesium dan zat besi.

Bayam juga mengandung nutrisi lain seperti berbagai asam amino esensial dan serat. Serat yang terkandung dalam bayam dapat mencegah sembelit, ambeien serta sindrom iritasi usus.


Meskipun belum banyak uji klinis, bayam dipercaya bisa mengatasi beberapa masalah kesehatan seperti :

1. membersihkan darah sehabis bersalin
2. memperkuat akar rambut
3. mencegah tekanan darah rendah
4. mencegah kurang darah (anemia)
5. mencegah gagal ginjal


Sebagian orang bahkan meyakini bahwa bayam juga berkhasiat untuk :

1. mencegah menurunnya penglihatan
2. mencegah katarak
3. mencegah kanker.


Kampanye melalui kartun bisa dikatakan berhasil, sebab konsumsi bayam di AS tercatat meningkat hingga 33 persen ketika popularitas kartun Popeye sang pelaut begitu meledak. Meski demikian, ada rumor menarik di balik kampanye terselubung ini.

Rumor tersebut terkait dengan pemilihan bayam sebagai senjata rahasia Popeye. Ada banyak sayuran atau buah-buahan lain yang juga kaya akan kandungan nutrisi, tetapi sang kreator memilih bayam sebagai 'bahan bakar' bagi si pelaut perkasa ini.

Diduga alasannya terkait kesalahan sejarah soal jumlah kandungan zat besi dalam bayam. Pada tahun 1870, seorang ilmuwan bernama Dr. E. von Wolf salah meletakkan tanda koma saat menuliskan kandungan zat besi pada bayam. Kesalahan ini menyebabkan anggapan berlebihan tentang manfaat bayam.

Tidak ada yang menyadari kesalahan ini hingga 70 tahun kemudian, ketika Popeye terlanjur dikenal sebagai pemakan bayam. Pada masa itu barulah terungkap bahwa kandungan zat besi dalam sayuran tersebut hanya 1/10 dari yang dituliskan oleh Dr. Wolf.

Namun rumor ini dibantah oleh Dr. Mike Sutton, ilmuwan yang berusaha melacak kesalahan terkait kandungan zat besi dalam makanan kegemaran Popeye. Dalam kesimpulan yang dipublikasikan di Internet Journal of Ciminology tahun 2009, ia menyebut tidak cukup bukti tentang adanya kesalahan tersebut.

Dr. Sutton justru menyebut, bayam dipilih bukan karena mengandung zat besi melainkan karena kaya akan vitamin A. Apapun itu, banyak mengkonsumsi bayam dan sayuran lain tetap akan memberikan manfaat bagi kesehatan. Selamat makan bayam. 

Sumber :
www.taukahkamu.com
Continue Reading »

Selasa, 07 Desember 2010

Tips Menyelamatkan Diri Jika Badai Matahari Terjadi

Ilmuwan NASA telah memperingatkan fenomena badai matahari yang mengakibatkan perubahan cuaca luar angkasa ini dapat berdampak bagi bumi.

"Kita tahu bahwa ini akan segera datang namun kita tidak tahu seberapa buruk hal tersebut berlangsung," ujar Dr Richard Fisher, direktur divisi Heliophysics dari NASA, kepada Daily Telegraph.

Meskipun pihak berwenang mengatahui kejadian ini semakin dekat, namun tidak dapat ditebak seberapa serius masalah tersebut. Berikut tips untuk menjaga diri dan keluarga selama badai geomagnetis yang dikutip dari Wired.


 

1. Beli sangkar Faraday

Sangkar Faraday adalah sebuah lampiran materi yang menghalangi bidang listrik statis eksternal. Jika konduktor cukup tebal namun lubang lebih kecil dibandingkan panjang gelombang radiasi elektromagnetik yang masuk, maka radiasi tidak akan mampu melewatinya.
http://forum.indowli.or.id/files/thumbs/t_sangkar_faraday_880.jpg

Bentuk sangkar itu menjadi alasan mengapa telepon tidak bekerja di dalam beberapa bangunan dan lift, mengapa gelombang mikro tidak melukai, dan mengapa satu potongan timah di kantung atau tas dapat terdeteksi RFID.

2. Simpan uang Anda di bawah kasur

Sebagian besar bank modern dijalankan dengan sistem elektronik. Uang Anda sebenarnya dicatat di datatabe komputer dan berlokasi di berbagai wilayah. Jika bencana hanya terbatas pada area tertentu, maka tidak menyebabkan banyak masalah.

Namun, kebijakan tersebut tidak dapat dilakukan jika berlangsung secara global. Jika database terganggu karena percikan magnetis matahari, maka begitu pula dengan uang Anda. Maka lebih aman untuk menyimpan uang Anda untuk sementara, bukan di database.

3. Miliki generator

Medan Daya di Eropa Utara, khususnya Inggris sebenarnya cukup rentan. Gelombang magnetis dengan mudah dapat mengalahkan listrik yang dibangun di seluruh dunia.
Badai 1989, diperkirakan kurang kuat dibandingkan peristiwa yang akan terjadi nanti, dan diperkirakan akan merusak jaringan listrik Hydro-Quebec sehingga menyebabkan satelit lepas kendali dan menghentikan semua bentuk perdagangan di bursa Toronto.

4. Jangan beribur

Pergi jauh dari rumah tanpa sumber energi lebih berisiko dibandingkan berada di rumah. Bagian dalam pesawat pada dasarnya adalah sebuah sangkar Faraday, tempat penyimpanan medan magnet yang akan menyebabkan kerusakan di dalam sistem navigasi pesawat. Oleh karena itu, sulit atau mustahil bagi pesawat untuk melakukan penerbangan.

5. Jangan berpergian

Kerusakan benda elektronik akan terjadi kapanpun tanpa pemberitahuan, sehingga berisiko bila pergi ke suatu tempat dengan kendaraan saat lampu lalu lintas tidak dapat digunakan, ataupun lampu jalan tidak berfungsi.

6. Perhatikan sekitar

Badai elektronik yang besar akan menciptakan aorora yang luar biasa. Dan ini tidak hanya terlihat di kutub. Selama badai 1989, aurora borealis juga terlihat di daerah selatan dan aurora yang terjadi pada 1859 dianggap paling spektakuler sepanjang sejarah.
Continue Reading »

Senin, 06 Desember 2010

Embrio Calon Matahari Baru Ditemukan Di Tata Surya

Ditemukan sebuah calon bintang raksasa dengan massa yang jauh lebih besar dibandingkan Matahari. Ia kini sedang tumbuh dalam sebuah gelembung gas di tata surya ini. Embrio bintang tersebut terekam oleh teleskop Herschel milik Badan Luar Angkasa Eropa (ESA).
http://www.esa.int/images/RegionL30_70_160_250_v2_L.jpg


Berita luar angkasa dari hasil tangkapan Teleskop Herschel cukup membuat perhatian lebih para peneliti di dunia, karena teleskop tersebut berhasil menangkap embrio bintang baru yang berada di tata surya kita. Bintang tersebut bisa kita sebut sebagai sang Matahari baru.


Karena, jika di perhatikan dan di teliti untuk ukurannya apabila sudah terbentuk, maka nantinya bisa saja besar embrio bintang ini akan melebihi Matahari yang sudah ada dalam susunan tata surya kita.


Diberitakan dari laman stasiun televisi BBC, citra gelembung gas yang disebut RCW 120 itu dirilis beberapa hari menjelang peringatan satu tahun peluncuran teleskop Herschel ke orbit.
http://www.esa.int/images/RegionL59_70_160_250_v2_L.jpg


Detektor inframerah milik Herschel, mampu melihat materi bersuhu rendah yang bisa melahirkan bintang. Citra seperti RCW 120 akan membantu menjelaskan, bagaimana proses sebuah bintang raksasa terbentuk.


Calon bintang raksasa dalam citra teleskop tersebut tampak seperti sebuah gumpalan putih di tepi bawah gelembung. Embrio itu diperkirakan bisa tumbuh menjadi salah satu bintang terbesar dan yang paling cerah di galaksi dalam ratusan ribu tahun mendatang.


Calon bintang raksasa tersebut sudah memiliki massa sekitar delapan hingga sepuluh kali lebih besar dibanding massa Matahari, dan dikelilingi begitu banyak material.


Bila lebih banyak gas dan debu berjatuhan di bintang tersebut, objek itu berpotensi menjadi salah satu objek raksasa dalam Galaksi Bima Sakti, dan akan berpengaruh bagi lingkungan sekitarnya.


"Ini merupakan bintang besar yang mengontrol evolusi kimia dan kedinamisan galaksi," terang ilmuwan Herschel, Dr. Annie Zavagno, dari Laboratoire d'Astrophysique de Marseille.


"Ini merupakan bintang besar yang menciptakan elemen berat, seperti besi dan elemen-elemen tersebut akan berada di ruang antar bintang. Dan karena bintang-bintang besar mengakhiri hidup mereka dengan ledakan supernova, mereka juga menyuntikkan energi besar ke galaksi," lanjut Zavagno.
http://www.esa.int/images/RCW120_v03_L.jpg


Herschel memiliki kemampuan unik, yakni mampu melihat proses fisik yang tidak bisa dilakukan teleskop lain. Teleskop Hubble misalnya, tidak bisa melihat secara detail seperti yang dihasilkan Herschel.


Embrio bintang baru cikal bakal bayi matahari ini disinyalir lebih besar 10 kali dari matahari kita dan bisa terbentuk dengan sempurna menjadi seperti matahari dengan jarak waktu sekitar 100 tahun lagi.


Wah, bisa gawat donk kalau hal ini sampai benar-benar terjadi, maka ada dua Matahari di tata surya kita. Gak kebayang, siang hari panasnya jadi kayak apa, ya? Menyeramkan!
Continue Reading »